![]() |
Kisah Lukman, Keteladanan Lukmanul Hakim dalam Mendidik Anak -
Nama Luqmanul Hakim sangat popular dalam dunia Islam, karena
nasihat-nasihatnya yang penuh hikmah. Bukan sekadar pesan, namun
nasihatnya merupakan pendidikan seorang bapak terhadap anaknya yang
penuh dengan kasih sayang serta ajaran tentang akidah dan akhlak. Karena
keteladanannya dalam mendidik anak itu pula, Allah mengabadikan namanya
dalam Alquran, yakni Surah Luqman
Luqman (Arab: لقمان الحكيم, Luqman al-Hakim, Luqman Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur'an dalam surah Luqman [31]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun.[1] Sedangkan asal usul Luqman, sejumlah ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat ia berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim pada zaman nabi daud.
Rasulllah SAW bersabda :
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Luqman bukanlah seorang Nabi, tapi beliau adalah seorang hamba yang banyak berfikir secara bersih dan penuh keyakinan sehingga ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Luqman bukanlah seorang Nabi, tapi beliau adalah seorang hamba yang banyak berfikir secara bersih dan penuh keyakinan sehingga ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
![]() |
Sebuah Kisah Lukmanul Hakim Beserta anaknya yaitu
ketika Lukman mengajak anaknya untuk menunggangi seekor keledai
mengelilingi suatu kota. Pada suatu hari Lukman bermaksud untuk memberi
nasihat kepada anaknya maka ia pun membawa anaknya menuju suatu kota
dengan menggiring seekor keledai ikut berjalan bersamanya. Ketika Lukman
dan anaknya lewat kepada seorang lelaki, maka ia berkata kepada
keduanya : “Aku sungguh heran kepada kalian, mengapa keledai yang kalian
bawa tidak kalian tunggangi ?” setelah mendengar perkataan lelaki
tersebut Lukman lantas menunggangi keledainya dan anaknya mengikutinya
sambil berjalan.
Belum berselang lama, dua perempuan
menatap heran kepada Lukman seraya berkata : “Wahai orang tua yang
sombong!. Engkau seenaknya menunggangi keledai sementara engkau biarkan
anakmu berlari di belakangmu bagai seorang hamba sahaya yang hina!.”
Maka Lukman pun membonceng anaknya menunggangi keledai.
Kemudian Lukman beserta anaknya yang ia
bonceng melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul di pinggir
jalan, ketika mereka melihat Lukman dan anaknya seorang dari mereka
berkata : “Lihatlah! Lihatlah! Dua orang yang kuat ini sungguh tega
menunggangi seekor keledai yang begitu lemah, seolah keduanya
menginginkan keledainya mati dengan perlahan.” Mendengar ucapan itu
Lukman pun turun dari keledainya dan membiarkan anaknya tetap di atas
keledai.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan
hingga bertemu dengan seorang lelaki tua. Lelaki tua itu kemudian
berkata kepada anaknya Lukman : “Engkau sungguh lancang! Engkau tidak
malu menunggangi keledai itu sementara orang tuamu engkau biarkan
merangkak di belakangmu seolah ia adalah pelayanmu!.”
Maka ucapan lelaki tua itu begitu
membekas pada benak anaknya Lukman, ia pun bertanya pada ayahnya :
“Apakah yang seharusnya kita perbuat hingga semua orang dapat ridla
dengan apa yang kita lakukan dan kita bisa selamat dari cacian mereka?”
Lukman menjawab : “Wahai anakku, sesungguhnya aku mengajakmu melakukan
perjalanan ini adalah bermaksud untuk menasihatimu, ketahuilah bahwa
kita tidak mungkin apa yang kita lakukan menjadikan seluruh manusia ridla kepada perbuatan
kita, juga kita tidak akan selamat sepenuhnya dari cacian karena manusia
memiliki akal yang berbeda-beda dan sudut pandang yang tidak sama, maka
orang yang berakal ia akan berbuat untuk menyempurnakan kewajibannya
dengan tanpa menghiraukan perkataan orang lain.” (Lafif min’l-Asatidzah :
tt : 135-136).
“Ingatlah anakku BILA ENGKAU TELAH BERTEMU KEBENARAN, JANGANLAH ENGKAU BERUBAH HATI HANYA KERANA MENDENGAR KATA-KATA ORANG LAIN. YAKINLAH PADA DIRI SENDIRI DAN GANTUNGKAN HARAPANMU KEPADA ALLAH.”
Firman Allah SWT: "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS Ali Imran: 186)
10 Nasihat Lukmanul Hakim kepada Anaknya
1. Nasihat Agar Tidak Musyrik kepada Allah SWT (QS.Luqman : 13)
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika
Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
2. Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya ( Luqman [31]:14).
3. Sadar akan pengawasan Allah ( Luqman [31]:16).
(Luqman berkata), “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau
di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.”
Artinya : “(Luqman berkata): “Hai
anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Artinya : “Hai anakku, Dirikanlah shalat….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
‘Aqimish-shalaata, dirikanlah shalat, lengkap dengan batasan-batasan, fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Pesan Lukman al-Hakim yang keempat
adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk memerintah manusia untuk
berbuat baik. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya : “…dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Artinya :“…dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Terhadap pesan Lukman al-Hakim yang keempat dan kelima kepada anaknya di atas, Ibnu Katsir memberikan keterangan, Wa’mur bi’l-ma’ruufi wanha ‘ani’l-mungkar,
perintahkanlah perkara yang baik dan cegahlah perkara yang munkar
menurut batas kemampuan dan jerih payahmu. (Ibnu Katsir jilid III : 1990
: 430).
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
11. Nasihat Agar Menyederhanakan Cara Berjalan (Luqman (31) 19)
Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412)
selain itu banyak sekali perkataan Luqman yang dimuat sumber-sumber lain yang sangat berpengaruh, perkataannya itu antara lain :
Inilah 25 Pesan Luqmanul Hakim kepada anaknya :
- Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isi dari taqwa itu adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah SWT.
- Orang – orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah SWT.
- Hai anakku: orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah SWT, maka dia akan tawadhu kepada Allah SWT, dia akan lebih dekat kepada Allah SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat.
- Hai anakku: seandainya ibu bapa mu marah kepadamu kerana kesilapan yang engkau lakukan, maka marahnya ibu bapa mu adalah bagaikan baja bagi tanaman.
- Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu menjadikan diri kita hina di siang hari dan gelisah di waktu malam.
- Dan senantiasa berharap kepada Allah SWT dijauhkan tentang hal-hal yang menyebabkan kita ingkar atas perinta Allah SWT. Takutlah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar rasa takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah SWT.
- Hai anakku: seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang lain dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.
- Hai anakku: engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga/jiran yang jahat.
- Hai anakku: janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan.Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
- Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
- Hai anakku: bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada akhirat sedang kan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.
- Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.
- Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya sesuatu dan janganlah langsung memuntahkan pahitnya sesuatu, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
- Makanlah makananmu bersama sama dengan orang-orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.
- Hai anakku: bukanlah satu kebaikan namanya apabila engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah terkumpul banyak engkau tidak mampu memikulnya, padahal engkau masih mau menambahkannya.
- Hai anakku: bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
- Senantiasa bertutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.
- Hai anakku: bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah temanmu yang mengharapkan sesuatu darimu.
- Jadikan dirimu dalam tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
- Hai anakku: janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan urusan dunianya.
- Hai anakku; usahakan agar mulutmu terjaga dari kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
- Hai anakku: janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu
- Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun, dan siapa-siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.
- Hai anakku: bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati ini akan tentram mendengarkan nasihatnya, berilah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.
- Hai anakku: ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke dalam keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak hal itu akan membinasakan dirimu
http://www.duniaislam.org/12/04/2015/kisah-dan-nasihat-lukmanul-hakim-kepada-anaknya-sebagai-dasar-pendidikan-islam/
https://id.wikipedia.org/wiki/Luqman_al-Hakim
https://ko-kr.facebook.com/notes/lets-learn-about-islam/kisah-lukman-keteladanan-lukmanul-hakim-dalam-mendidik-anak/213050442070196/
https://awaluddinadil82.wordpress.com/2013/03/10/hikmah-dibalik-kisah-luqmanul-hakim-anaknya/
Sumber: https://rumaysho.com/2337-nasehat-lukman-pada-anaknya-3-berbaktilah-pada-orang-tua.html
http://m.lasdipo.co/bilik-muslimah/2015/03/15/lima-rahasia-luqman-al-hakim-dalam-mendidik-anak.html